Apa pendapat kalian mengenai blog ini?

My Photo

My Photo
My Album
Powered By Blogger

Jumat, 26 Maret 2010

Delapan Puluh Juta

Delapan Puluh Juta

(Oleh Bayu Sagala)

Babak I

  1. (Octo membayangkan semua kenangan yang telah terjadi dalam hidupnya sambil sIBuk mematut diri di cermin di dalam kamar. Hari ini dia akan menikah dengan Lusiana kekasihnya. Dia tersenyum bahagia)
  2. Julyasa : Octo, Bapak Pendeta sudah datang. (teriak kakaknya dari luar kamar)
  3. Octo : Iya… (sahutnya sambil Buru-Buru keluar menuju ruang tamu, menyalam pendeta dan kekasihnya)
  4. (Satu demi satu undangan hadir. Termasuk teman-temannya. Acara pun dimulai. Semua benyanyi dan mendengarkan khotbah. Pendeta, dalam khotbahnya meminta agar dia mensyukuri apa yang dicapainya saat ini. Sebab pencapaian ini adalah anugrah Tuhan.)
  5. Pendeta : Hanya orang terbaik dan dipilih Tuhan yang dapat meraihnya. Dan anak kami, Octo, satu yang dipilih itu. (ucap Pendeta bersemangat)
  6. (Saking bersemangat, Pendeta keasyikan berkhotbah. Seperti dia tak perduli dengan isi khotbahnya. Dia juga tidak peduli dengan ekspresi orang-orang yang mendengarkan)
  7. Anak Kecil : Mak, lapar….. (tangisnya sambil merengek)
  8. (Mendengar itu, spontan Pendeta berucap) Amin…….
  9. (Ibadah diteruskan dan ditutup dengan pelimpahan berkat. Perangkat makan dan menu yang disediakan segera dihidangkan begitu ibadah selesai. Setelah doa makan)
  10. Octo : Silakan makan………(sambil menundukkan badannya)

Babak II

  1. (Hari Pertama Octo mengajar, berjalan sukses. Sukses ini diikuti oleh hari-hari berikutnya. Proses belajar mengajar berlangsung menyenangkan. Semangatnya terus mengobar. Apalagi seorang muridnya adalah Dudhy, adik Bungsu Lusiana. Bagi Octo, kondisi ini dapat menjadi promosi gratis dirinya kepada keluarga Lusiana)
  2. Octo : Tak terasa enam Bulan sudah terlewati (sambil menarik nafas). Kalau begini terus keadaannya, aku akan mematangkan rencanaku untuk melamar Lusiana (sambil berpikir). Dia mengambil ponselnya, lalu mengajak kekasihnya makan malam di restoran mewah di pusat kota.
  3. Octo : Aku berharap kau siap (katanya sambil memegang tangan kekasihnya)
  4. Lusiana : Siap apa???? (tanyanya dengan kebingungan)
  5. Octo : Aku ingin melamarmu dalam waktu dekat
  6. (Lusiana diam. Dia menahan senyum. Wajahnya tak dapat menyemBunyikan kebahagiaan.
  7. (Kring…….Kring………… Nada pesan pendek nyaring di ponsel Octo. Octo langsung memBuka pesan terseBut. “Bagaimana pekerjaanmu? Pasti nikmat, ya. Beruntung kau memiliki orang tua yang bisa menyediakan apapun” sesaat kening Octo berkerut. Perasaan dan pikirannya tiba-tiba dipenuhi kaBut hitam)
  8. Lusiana : Kenapa??? (tanyanya dengan heran)
  9. Octo : Ah…. Tak apa-apa…. (jawabnya dengan gugup) Lusi, ayo kita pulang…….. (sambil menarik tangan kekasihnya)
  10. Lusiana : Tapi makanannya belum habis…..
  11. Octo : Udah tinggalkan saja……..

Babak III

  1. (Isi pesan teks itu benar-benar mengusik ketenangannya. Nomor yang digunakan mengirimkan pesan tidak lagi aktif. Semangatnya lekang satu-satu. Wajahnya yang cerah tiba-tiba redup. Murid-muridnya juga tidak menikmati mata pelajaran yang diajarkannya)
  2. Dudhy : Bang Octo (menegur Octo yang duduk sendirian)
  3. Octo : Ini masih jam belajar
  4. Dudhy : Tapi ini hanya kita berdua saja (belanya)….. Abang tahu kenapa kami tidak bersemangat lagi pelajaran olahraga??? (mengajukan pertanyaan terus terang)
  5. (Octo tidak menjawab. Dia malas menanggapi pertanyaan itu. Dia tidak lagi memperdulikan sikap murid-muridnya. Pikirannya bebar-benar diperuntukkan bagi pesan pendek misterius)
  6. Dudhy : Karena kami kecewa… (serBunya) Bagaimana mungkin seseorang yang mengajarkan fair play justru bermain dengan cara yang tak patut????
  7. Octo : Maksudmu (terkejut)
  8. Dudhy : Hahahahahahahahaha (tertawa) Maksudku bang. Delapan puluh juta itu Bukan jumlah yang kecil. Seandainya aku diberi duit sejumlah itu, lebih baik kugunakan sebagai modal usaha. Apa abang tidak tahu kalau saat ini adalah zamannya ekonomi kreatif????
  9. (Tawanya semakin kuat sambil meninggalkan Octo yang mematung penuh tanya)

Babak IV

  1. (Pesan singkat misterius ditambah ucapan Dudhy semakin memBuat Octo lelah menjalani hari dan pekerjaannya. Dia merasa renta dan terasing. Murid-murid tidak lagi menginginkannya dan Lusiana kerap menghindar saat dihuBungi)
  2. Octo : Kayaknya aku perlu lIBuran (pikirnya)
  3. (Ia minta cuti dari sekolah dan memilih berkeliling kota bersama sepeda motornya. Beberapa kali ia hamper terserempet karena tidak berkonsentrasi. Terhindar dari bahaya, tapi tak lepas dari tiupan pluit polisi lalu lintas. Octo terlambat memacu sepeda motornya saat mengejar lampu kuning yang tinggal 2 detik. Baru saja ia melewati zebracross, lampu sudah berganti merah)
  4. Polisi : Selamat siang, pak (dengan hormat)
  5. Octo : Selamat si… (ia memBuka helm dan menatap lekat polisi. Dia mengingat-ingat wajah di depannya, lalu melirik kea rah dada polisi itu)…. Benar, Kau Sukma. Aku Octo…. (ucapnya setengah berteriak)
  6. Sukma : Octo???? (menatap Octo dan melepas ingatannya ke waktu di belakang) hehehehehehhee …. Octo,,, apa kabar???
  7. (Keduanya bersalaman)
  8. Sukma : Kerja dimana sekarang??
  9. Octo : Aku guru (dengan ekspresi terkejut)
  10. (Kring…Kring………Kring. Dia memBuka isi pesan teks terseBut. Si pengirim misterius kembali mengirimkan pesan pendek…. “Berani taruhan. Kau akan tetap kena tilang. Sukma Hoegeng, teman lama kita itu, tak pernah bisa disuap”)
  11. Sukma : Jadi kau guru???
  12. Octo : (Mengangguk kaku…..)
  13. Sukma : Tapi Octo, aku harus mengenakan sanksi tilang kepadamu….
  14. Octo : (Tak menjawab…. Dia passrah. Meski yang mengenakan sanksi adalah seorang teman SMP yang lama tak bertemu)
  15. Sukma : Seragammu. Kau PNS??? (tanyanya)
  16. Octo : ya… iya… (jawabnya gugup)
  17. (Setelah itu dia tidak lagi berkata apa-apa. Termasuk saat meninggalkan Sukma. Octo mengangguk kepalanya sebelum melaju dengan sepeda morotnya)
  18. (Bunyi nada pesan pendek kembali terdengar. Octo membiarkan. Dia takut memBukanya. Dia semakin gelisah. Resah. Kepalanya dirasa pecah. Bagaimana mengembalikan delapan puluh juta jika terus diteror pesan pendek tak bernama???)
  19. (SeBuah klakson dibelakangnya….. Octo menuju gila)

1 komentar:

Mengenai Saya